Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa: Kami telah gagal menghentikan perang di Sudan, tentara telah dilanggar

Dunia-Ilmu.com, NAIROBI – Sekretaris Jenderal (Sekretaris Jenderal) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan Rabu lalu bahwa ‘kami telah gagal’.

Dia menjelaskan bahwa partainya tidak dapat menghentikan perang yang berkecamuk di Sudan dan konflik terus-menerus antara para jenderal yang bersaing telah melemahkan upaya untuk menciptakan perdamaian.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa dikejutkan oleh konflik tersebut, badan-badan dunia dan lainnya berharap negosiasi untuk transisi ke rakyat akan berhasil. Meskipun kami dan banyak orang lainnya tidak mengharapkan ini terjadi, kami dapat mengatakan bahwa kami tidak dapat menghindarinya. dia.” Dia berbicara di Nairobi, Kenya.

Menurut dia yang dikutip dari laman Channel News Asia pada Kamis (4/5/2023), Sudan banyak menderita akibat ketidakmampuannya menanggung konflik kekuasaan.

“Sebuah negara dengan begitu banyak penderitaan seperti Sudan tidak dapat memiliki perebutan kekuasaan antara dua orang,” kata Guterres.

Sebelumnya pada 15 April, perselisihan antara kepala angkatan bersenjata Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, dan wakilnya serta saingannya, Mohamed Hamdan Daglo, dari Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter terjadi. ).

Menurut data Kementerian Kesehatan Sudan, sedikitnya 550 orang tewas dan 4.926 luka-luka.

Di tahun Sejak jatuhnya Omar al-Bashir pada tahun 2019, mediator internasional telah bekerja untuk membawa warga sipil dan tentara negara tersebut ke meja perundingan.

Namun dalam prosesnya, kata para analis, mereka berutang banyak pada Burhan dan Daglo, yang bekerja sama untuk menggagalkan transisi demokrasi pasca-Bashir dalam kudeta 2021.

Kedua jenderal itu terlibat perebutan kekuasaan.

Baca juga: Kepala bantuan PBB ingin mengadakan pertemuan dengan pasukan tempur di Sudan

Menulis untuk Dewan Atlantik, pakar Sudan Ernst Jan Hogendoorn mengatakan para pemimpin internasional dan regional “harus mulai secara sistematis menekan para pemimpin Sudan dan militer mereka” dengan membekukan rekening bank dan memblokir kegiatan bisnis.

Sumber