
Dunia-Ilmu.com – Karo Ops Polda Jateng, Kombes Pol Basya Radyananda Insiden yang terjadi antara suporter PSIS dan PSS Sleman di Stadion Jatidiri, Semarang bukanlah aksi kekerasan.
Diketahui, di akhir babak pertama pertandingan PSIS Semarang vs PSS Sleman sempat terjadi bentrok antara kedua suporter.
Menurut Basaya, kejadian itu hanyalah bentrokan yang disebabkan oleh emosi sesaat dari kelompok tertentu.
Tidak ada yang ditangkap oleh polisi setelah banding dibuat oleh sipir permainan atas perselisihan yang berujung pada kekerasan.
Baca juga: Kisah Kericuhan Suporter PSIS Semarang vs PSS Sleman: Pagar Dirobohkan, Ambulans Bawa Korban
“Masih bisa dorong mereka (suporter PSIS Semarang dan PSS Sleman, Red) untuk disiplin,” ujar Basia dikutip dari Tribun Muria.
“Kemudian kami menjadikannya lokal. Tidak ada yang dilindungi. Gol itu hanya emosional karena ada kata-kata ofensif.”
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng Combes Paul M. Iqbal Alkudusi menegaskan tidak ada kekerasan seperti diberitakan media.
Ekspresinya konsisten dengan ekspresi Bassa yang menegaskan bahwa ini adalah kegaduhan dari ledakan emosi sesaat.
“Tetap bisa dikendalikan dengan mengajukan imbauan dan kemudian kita lakukan di daerah, bisa dicegah berkembang dan sistemnya bisa disesuaikan,” jelasnya.
“Sekarang sudah biasa dan penonton pulang dengan tertib,” jelasnya.
Polisi menunggu kembalinya suporter PSS Sleman.

Usai pertandingan, polisi melakukan pengawalan ketat bagi suporter PSS Sleman.
Mereka meninggalkan Stadion Jatidiri, Semarang melalui gerbang West Grandstand.
Bus yang ditumpangi tim resmi PSS Slimane digiring menjauh dari venue.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/superskor/2023/04/03/bentrok-suporter-psis-vs-pss-bisa-ditertibkan-polisi-tidak-ada-yang-kami-amankan