Tidak hanya menyenangkan, bermain peran meningkatkan keterampilan berpikir dan komunikasi anak

Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Pada umumnya anak suka bermain peran atau peran, misalnya menjadi dokter, pilot, astronot.

Tampaknya memiliki efek positif pada perkembangan anak-anak. Permainan semacam itu dapat melatih daya imajinasi, sehingga anak dapat mengembangkan kreativitasnya dalam peran yang dimainkannya.

Tidak hanya itu, bermain peran juga dapat membantu anak memperluas kosakatanya dengan meniru kata-kata yang diucapkan.

Oleh karena itu, peran orang tua dalam permainan sangatlah penting.

Psikolog sekaligus pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Endah Mastuti, orang tua lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan joint attention, memiliki kosakata anak.

“Seorang ibu adalah orang yang sangat efektif dalam mengikuti perhatian sang anak, kemudian ia bisa menandai hal-hal yang diperhatikan sang anak,” lapor Ah Tribune News dari laman Unair, Sabtu (30/7/2022). ).

Baca juga: GMP menggelar festival di Bandung, menampilkan gendang Jawa Barat dan musik tradisional

Dialog yang berkesinambungan dan ritmis didasarkan pada kesamaan struktur tuturan ibu dan anak, serta kesamaan tuturan ibu pada peristiwa tertentu.

“Mainan yang digunakan oleh anak-anak mempengaruhi jumlah dan jenis produksi bahasa orang dewasa.

“Umumnya mainan yang mendukung role-playing, seperti boneka, menghasilkan variasi bahasa yang lebih banyak dari pada orang tua,” jelasnya.

Endah mengatakan bermain membantu anak mengeksplorasi dunia dan membangun pengetahuan baru.

Bermain peran adalah tempat dimana anak dapat memecahkan masalah, merangsang imajinasi dan kreativitas anak, serta senang bermain itu sendiri.

“Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar bagaimana membangun hubungan sosial, berbagi dan bernegosiasi dengan anak lain,” ujarnya.

Kini bermunculan pusat-pusat bermain anak yang memfasilitasi permainan peran anak sesuai kebutuhan.