Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Tini Suhariyanto mengatakan, korban tewas akibat longsor di Natuna sebanyak 11 orang per pukul 17.00 WIB siang tadi. 6 diantaranya telah teridentifikasi.
“Jumlah korban tewas bertambah menjadi 11 orang. Enam orang telah teridentifikasi,” kata Suhariyanto di Pangkalan Udara Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Rhea, Selasa (7/3/2023).
Sedangkan 47 orang masih hilang, 5 luka berat dan 3 luka ringan.
Ada pula 1.216 pengungsi yang tersebar di empat titik.
Setelah terbang kurang lebih 2 jam 40 menit dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 TNI AU, Kepala BNPB sendiri sudah berada di Ranai.
Karena cuaca buruk, ia menunda perjalanan ke Serasan yang terjadi longsor.
Menurut pantauan cuaca dari satelit Himawari, terdapat gugusan awan hujan dengan penanda berwarna jingga hingga merah di wilayah Natuna-Serasan-Sarawak.
“Karena prakiraan cuaca, berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan menunggu 2 helikopter mendarat malam ini, kami memutuskan untuk menunda perjalanan sampai situasi dan kebingungan memungkinkan,” jelas Suharianto.
Suharyanto mengarahkan seluruh aparat untuk terus memantau cuaca. Jika memungkinkan, perjalanan akan dilanjutkan melalui jalur udara atau laut secepatnya.
“Kami meminta pihak terkait untuk memantau dan melaporkan cuaca agar tim dapat melanjutkan misinya ke Serasan,” kata Suhariyanto.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/regional/2023/03/07/kepala-bnpb-korban-tewas-longsor-natuna-bertambah-jadi-11-orang-dan-47-masih-hilang