Pengamat menyebutnya hanya nama kombinasi perubahan baru, tidak ada wujud atau bentuk.

Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Pengamat politik dan Dirjen Tinjauan Politik Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, kerjasama perubahan yang digagas Nasdem, Demokrat dan PKS hanya sebatas nama.

Menurut Ujang, hal itu karena ketiga partai tersebut belum resmi membentuk koalisi untuk perubahan.

“Kenyataannya Nasdem, Demokrat dan PKS belum membentuk koalisi untuk perubahan, hanya nama. Belum ada bentuk dan bentuknya, hitam putih piagam kesepakatan koalisi,” kata Ujang kepada Tribunnews.com, Rabu ( 8). /2/2023).

Ujang melanjutkan, meski belakangan ditetapkan, Anyus Basedan akan menjadi calon presiden, Agus Harimurthy Yudhoyono Kawapres atau yang lainnya. Rencana seperti itu mungkin

“Kemudian mungkin rencana lain, mungkin koalisi untuk perubahan atau belum terbentuk, NasDem, Demokrat, dan PKS akan bergabung dalam koalisi KB apapun namanya,” kata Ujang.

Ujang Ganjar kemudian dikabarkan ingin mengemas Pranowo sebagai calon presiden dan wakil presiden Anis Basedan.

“Bisa jadi karena bukan Anis Basedan yang menentukan politik capres dan cawapres, tapi ketua umum partai politik. Oleh karena itu, ketua umum parpol menyebut Anis Baswedan capres, caupress atau, pada akhirnya, bukan kandidat,” katanya.

Menurut Ujang, jelang pendaftaran capres dan cawapres pada September 2023. Tetap saja, apapun bisa terjadi.

“Karena semuanya masih bisa berubah dan mungkin sebelum dia mendaftar capres dan capres pada September 2023. Sama seperti 2019 dan Mahfud MD ingin menjadi capres Jokowi, di detik-detik terakhir tidak jadi,” ujarnya.

Baca juga: Demokrat Sambut Manuver PKS-NasDem Kunjungi Markas Golkar: Koalisi untuk Perubahan Dibuka

Ujang menegaskan, konstruksi koalisi, calon presiden, dan kaukus bisa berubah sewaktu-waktu hingga pendaftaran oleh KPU pada September 2023.