
Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat akhirnya melepas Anius Basedan dan memilih calon wakil presidennya pada 2024 (Cavapress).
Dua partai politik (parpol) yang tergabung dalam perubahan koalisi sudah mendorong kadernya menjadi cawapres Ani.
Kader PKS kala itu mendorong mantan Gubernur Jabar Ahmad Heriawan (Ahern). Ketua Umum Partai Demokrat adalah Agus Harimurthy Yudhoyono (AHI).
Usulan AHY menjadi cawapres Anis sempat dipertanyakan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmed Ali.
Bahkan, kata Ali, jika satu orang dipaksa keluar, rencana perubahan koalisi akan runtuh.
Menurut Ali, usulan Partai Demokrat AHIA untuk menjadi calon wakil presiden Anyus terkesan memaksakan persetujuannya karena koalisi reformasi internal tidak menyetujuinya.
Saat dihubungi pada Rabu (11/1/2023), Ali mengatakan, “Meski begitu (Demokrat ingin AHY mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden Anis) berarti memaksakan kehendaknya, karena kami tidak setuju dengan itu.”
Anggota Komisi III DPR RI mengatakan, jika PKS, NasDem, dan Demokrat masing-masing mengajukan calon wakil presiden, rencana kerja sama perubahan itu akan sulit diwujudkan.
“Artinya, ada 3 calon wakil presiden dalam pencalonan ini. Kalau begitu, akan sulit untuk berkoalisi,” ujarnya.
Ali menegaskan, rencana transformasi koalisi harus dibangun di atas prinsip kesetaraan tanpa diskriminasi.
Ia mengatakan, pihak Nasdaq sendiri menyerahkan kepada Aeneas untuk menentukan kompetisi.
“Sejak awal, Nasdem menyerahkannya kepada Aeneas,” ujarnya.
Pernyataan Ali itu juga ditanggapi Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andy Malarang.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/01/31/penjelasan-pks-dan-demokrat-rela-cawapres-ditentukan-anies-baswedan