Pengurus pondok pesantren di Jember diduga melakukan hubungan dengan santri dan melakukan perbuatan asusila, kata Sekjen PBNU itu.

Dunia-Ilmu.com – Kasus zina dan perzinahan dilakukan di salah satu pondok pesantren (Pohnpes) di Kota Jember, Jawa Timur, oleh seorang pengasuh bernama FM.

 

FM diduga menjalin kasih dengan seorang mahasiswi yang baru berusia 18 tahun.

 

Kasus ini dilaporkan ke Satreskrim Polres Jember oleh pemilik FM pada Kamis (5/1/2023) untuk perlindungan perempuan dan anak.

 

Menanggapi kejadian ini, Sekretaris Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berharap agar para orang tua lebih selektif dalam memilih rumah bagi anaknya.

 

Menurut Gus Ipul, belakangan ini banyak kasus asusila di pesantren.

 

Baca juga: Menteri PPPA Prihatin Bullying Di Pondok Pesantren Di Kabupaten Malang

 

Ia mengaku prihatin dengan kejadian tersebut dan berharap tidak terulang lagi.

 

“Saya khawatir masih ada penyerangan terhadap mahasiswa. Saya mendengar ada penyerangan lagi terhadap mahasiswa saat ini tadi malam. TribunMadura.com.

 

Sebelum memilih pesantren, sebaiknya orang tua mengetahui latar belakang dan sejarah pengurus pesantren tersebut.

 

“Masyarakat harus berhati-hati dalam menempatkan anak di pesantren. Saat ini banyak pesantren dengan latar belakang pengasuh yang berbeda-beda. Tidak semua sama,” jelasnya.

 

Menurutnya, hal ini penting dilakukan karena para pengurus pondok pesantren dapat menelusuri garis keturunan dan rantai ilmunya.

 

“Untuk itu, saya berharap masyarakat mengusut tuntas sejarah pesantren dan tidak melakukan kesalahan dengan mempermalukan anak-anak,” imbuhnya.

 

Baca juga: Tanggapan pengurus Pondok terhadap santri yang dibakar bapak tua itu: Tidak ada ide

 

Ia meminta polisi menindak tegas agar tuduhan yang sama tidak terulang di pesantren terkait aksi asusila Pondok Pesantren Jamber.

 

“Mengutuk orang yang menyebut dirinya Kia tapi berperilaku cabul. Oleh karena itu, kasus ini harus diusut secara hukum dan jika pelakunya diketahui melakukan perbuatan cabul, maka harus dihukum seberat-beratnya, ujarnya.

 

Kata Pengasuh Pondok Pesantren Jaber oleh istrinya.