Pemotongan bank Goldman Sachs berlanjut, dengan 32.000 pekerja akan diberhentikan minggu ini

Dunia-Ilmu.com, NEW YORK – Goldman Sachs, bank investasi terbesar di AS, dilaporkan telah memangkas 3.600 pekerjaan minggu ini.

 

Hal tersebut diungkapkan oleh sumber terpercaya Reuters yang dalam laporannya menyebutkan bahwa pemecatan massal tersebut dilakukan oleh bank Goldman Sachs Group karena bank institusional ini memiliki margin keuntungan yang tinggi pada corporate deals akibat turunnya volatilitas pasar akibat krisis keuangan global.

 

Baca juga: Twitter telah melaporkan pengurangan staf yang mengawasi moderasi konten global

 

Tahun lalu, Goldman Sachs mampu menghasilkan pendapatan global sebesar $77 miliar, jauh lebih rendah dari pendapatan Goldman pada tahun 2021, ketika pendapatan Goldman diproyeksikan mencapai $132,3 miliar.

 

Di tahun Pada tanggal 20 Desember 2022 Penurunan serupa terlihat di sektor merger dan akuisisi global, yang turun 37 persen menjadi $3,66 triliun pada 20 Desember 2022.

 

Saham Goldman Sachs turun hampir 10 persen pada tahun 2022. Tekanan itu membuat Goldman memangkas ribuan pekerjaan di divisi perbankan investasinya mulai Rabu (11/1/2023).

 

“Di lini pengeluaran kami, kami terus melihat tantangan di divisi perbankan investasi Goldman Sachs.

 

Ini bukan pertama kalinya Goldman memberhentikan pekerja: sebelumnya, bank AS memangkas 8 persen, atau sekitar 4.000, pekerja berkinerja buruk pada awal Desember tahun lalu.

 

CEO Goldman, David Solomon, menjelaskan pemecatan itu dilakukan dengan sengaja karena perusahaan melindungi diri dari keruntuhan ekonomi pasar global dan inflasi yang mengancam peluang investasi publik. Sebagai langkah pengendalian biaya di saat volume transaksi di AS sedang menurun.

 

Baca juga: PHK dan tuntutan hukum akan menjadi wajah suram industri kripto di awal tahun 2023.

 

Meskipun Solomon tidak segera mengungkapkan berapa banyak karyawan yang tersisa setelah PHK, data menunjukkan bahwa pendapatan Goldman pada kuartal terakhir adalah 49.100.

 

Layanan bisnis ini diketahui telah mengumpulkan deposito hingga $110 miliar dan pinjaman sekitar $19 miliar kepada 15 juta pelanggan aktif sebelum bangkrut. Namun, setelah ekonomi terkontraksi, pendapatan Goldam dari bisnis investasinya menurun