
Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Persidangan Brigadir Nofriasyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J disaksikan oleh terdakwa sambil menangis hingga pembacaan nota pembelaan atau pembelaan awal pekan ini.
Terdakwa adalah Ferdi Sambo, Putri Khadrawati, Ricky Rizal, Maruf Tegar dan Richard Eliezer Pudihang Lumiu.
Lalu bagaimana tanggapan para psikolog?
Psikolog klinis Lisa Marie Japri membahas tangisan dari sudut pandang psikologis.
Meskipun emosi sangat bervariasi, dua emosi yang paling sering digunakan adalah kemarahan dan kesedihan.
“Kalau kita bicara dari segi psikologis, emosi itu banyak macamnya, tapi dua emosi yang paling bisa diandalkan dan paling banyak kita tunjukkan adalah kemarahan dan kesedihan,” ujar Lisa, dalam siaran Kompas TV, Jumat (27/10). /). 1/2023).
Ketika perasaan marah dilihat oleh seseorang, maka hal itu seolah menunjukkan kekuatan atau kekuatannya untuk mempengaruhi seseorang.
Sedangkan ketika seseorang menunjukkan emosi sedih, mereka berusaha untuk meminta simpati dari orang yang melihatnya.
“Kenapa? Karena kalau marah, itu memberimu kekuatan, dan jika kamu sedih, itu memberimu belas kasihan,” kata Lisa.
Lisa juga menyatakan bahwa saat membacakan pembelaan, wajar jika para terdakwa menunjukkan kesedihannya dengan berbagai cara ekspresif.
“Jadi wajar jika mereka menggunakan kesedihan ini dalam situasi saat ini,” kata Lisa.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) meminta Ferdi Sambo dihukum seumur hidup dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J yang berlangsung pada 17 Januari lalu.
Ferdi Sambo juga mengajukan nota pembelaan atau pembelaan Selasa lalu.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/nasional/2023/01/28/tangisan-warnai-pledoi-ferdy-sambo-cs-psikolog-wajar-mereka-pakai-emosi-sedih-untuk-cari-simpati