
Dunia-Ilmu.com – Ini tanggapan Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempun) terhadap perempuan yang dibakar hidup-hidup di Sorong, Papua Barat.
Korban, Woge Suti (40), adalah seorang pria dengan gangguan jiwa atau ODGJ asal Sulawesi Tenggara.
Isu pembakaran perempuan di Sorong telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk Komnas Perempuan.
Komisioner Komnas Perempuan Reni Hutabarat meminta aparat mengusut tuntas para pelaku.
Rainey mengatakan kepada Tribun Papua Barat.com dalam pesan WhatsApp pada Rabu (24/1/2023).
Baca juga: Perempuan dibakar hidup-hidup di Sorong, 2 terduga pelaku ditangkap, ini peran mereka
Rennie juga meminta agar nama baik korban dikembalikan karena dituduh melakukan penculikan anak.
“Pertama, kami menuntut agar nama korban yang dituduh menculik anak di Sorong dikembalikan,” katanya.
Bukan hanya nyawanya yang dicabut, namun kasus dibakar hidup-hidup ini menghancurkan kepercayaan diri korban karena korban lebih dulu lahir dalam keadaan telanjang sebelum dibakar.
“Melihat rentetan kasus di Sorong, pembakaran berarti berakhirnya kekerasan terhadap perempuan, bukan hanya nyawa perempuan yang hilang, tapi juga martabat mereka hancur,” tegasnya.
Tuduhan tak berdasar yang dilontarkan terhadap korban sebelumnya juga disesali.
“Sayang sekali saudara kita dituduh tanpa alasan dan menjadi korban salah sasaran.” kata Rainy.
Baca juga: Perempuan di Sorong yang dibakar dan dituduh menculik Komnas Perempuan menanyakan nama korban

Itu dianggap femisidal
Selain mengkritisi perbuatan para pelaku, Rainey menyebut kasus ini menambah kejahatan feminisme.
Femicide adalah femicide berbasis gender.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/regional/2023/01/26/komnas-perempuan-kecam-tindakan-pelaku-pembakaran-wanita-di-sorong-anggap-femisida