Kemudian Muhammad Iqbal, diplomasi memasak dan berkebun

Kemudian Muhammad Iqbal, diplomasi memasak dan berkebun

Kemudian Muhammad Iqbal, diplomasi memasak dan berkebun

Catatan Perjalanan KH. Imam Jazuli, L.C. MA*

 

Dunia-Ilmu.com – Sudah larut. Langit Turki yang cerah berubah warna. Reli besar. Angin berhembus. Namun, kami enggan untuk pindah lokasi.

 

Ruang makan di rumah Dubes Turki itu terlihat seperti tempat ibadah. Cahaya ilmu menyebar dari pusat ke Bapak Duta Besar Lalu Muhammad Iqbal.

 

Lebih tepatnya, kami menyebutnya berbagi pengalaman. Saat itu, penulis mengajukan pertanyaan yang membuat penulis penasaran; Ayah, apa resepmu agar hidupmu bisa mencapai seperti sekarang ini? Apa esensi dari pengalaman hidup selama ini?

 

Sebelumnya perlu diketahui bahwa Dr. Kemudian Muhammad Iqbal, M.Hub.Int., memiliki segudang prestasi; Di tahun Pada tahun 2001-2005 menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Sosial dan Budaya/Sekretaris Ketiga Urusan Kekonsuleran KBRI Bucharest, Romania.

 

Di tahun Pada tahun 2006-2008, beliau menjabat sebagai Kepala Unit Kejahatan Terorganisir di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Direktorat Jenderal Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

 

Di tahun Tahun 2008-2012, Lalu Muhammad Iqbal ditugaskan sebagai Konselor Bidang Politik di KBRI Wina, Austria. Di tahun Tahun 2012-2014 menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Direktorat Perlindungan WNI dan BHI. Di tahun Pada tahun 2016, beliau resmi diangkat sebagai direktur Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia.

 

Baca juga: Tentang BJ Habibi, Erbakan dan diplomasi yang cocok untuk Dubes Turki

 

Terakhir, pada Malam Apresiasi Penghargaan ASN 2018, pada 11 Desember, Dr. Muhammad Iqbal kemudian mendapatkan penghargaan First Level Senior Leadership Officer (PPT) Award for Exemplary. Tugas ini dikembangkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

 

Jawaban yang mengejutkan dan tak terduga terlepas dari penjelasannya. “Mas Kia, saya punya dua hobi; Memasak dan berkebun. Bagi saya, memasak adalah kesempatan untuk melayani orang lain. Bagi saya, berkebun adalah kesempatan untuk menyendiri tanpa keramaian.

 

“Mas kiya ini bagi saya,” lanjut Muhammad Iqbal, “sangat penting. Soalnya, setiap koki atau koki senang jika makanannya dinikmati oleh semua orang. Ada kepuasan tersendiri melihat karyanya membuat orang lain puas, kenyang, senang, begitu juga pekerjaan saya sebagai diplomat.

 

Prinsip Pak Dubes adalah inti dari jiwa seorang negarawan sejati. Seorang pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya. Kebahagiaan rakyat adalah kebahagiaan pemimpin. Bukan sebaliknya. Dan demi kebahagiaan orang lain, duta besar rela mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya untuk rakyat dan negara Indonesia.

 

Sebut saja pengalaman mereka membantu WNI di luar negeri dari tahun 2015 hingga 2018. Meski pekerja migran Indonesia (TKI) harus berjuang di negara lain, mereka juga warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan perlindungan. Ini tugas pemerintah.

 

Namun, bagi Dubes, menyelamatkan warga negara Indonesia bukanlah satu-satunya tugas yang ia dapatkan dari karir diplomatiknya.

 

Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/tribunners/2023/01/14/lalu-muhammad-iqbal-diplomasi-memasak-dan-berkebun

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

POST ADS1

POST ADS 2