
Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Sebelum agenda pembelaan dan penghukuman, adanya gerakan rahasia untuk meringankan hukuman terdakwa Ferdi Sambo dari waktu ke waktu ramai dibicarakan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Mahfud MD mengumumkan tentang kegiatan rahasia ini.
Kini gerakan bawah tanah untuk membatalkan hukuman Ferdi Sambo menjadi sorotan Kompolnas dan IPW.
Kubu Brigadir J menilai kekuatan Ferdi Sambo masih sangat besar, meski sudah berstatus ditangkap dan didakwa.
Compolnas tak heran itu adalah langkah terselubung untuk meringankan hukuman Ferdi Sambo.
Ketua Pelaksana Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Benny Mamoto, tak heran jika ada “penyamaran” dalam kasus Ferdi Sambo.
Sebab menurutnya, sejak awal kasus ini sudah ada tanda-tanda pergerakan yang ingin membebaskan atau meloloskan Ferdi Sambo.
“Saya tidak heran, karena dari awal kasus ini penuh dengan upaya untuk menyingkirkannya,” kata Binny dikutip dari YouTube Metro TV News, Senin (23/1/2023).
Upaya gerakan klandestin, kata Bini, termasuk tuduhan yang diajukan Ferdi Sambo kepada Presiden dan Kapolri di tengah kasus yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, Ferdi Sambo menggugat Presiden RI Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listo Sigit Prabowo di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Diki Jakarta.
Kasus tersebut terkait dengan honorarium tidak diberhentikan (PTDH) mantan Kabag Poliri Propam.
“Hal pertama adalah merancang situasinya. Jika situasinya bisa diterapkan, itu akan berlalu tetapi tidak akan berhasil.”
“Di antara kasus yang sedang berjalan, sidang berikutnya adalah kasus PTUN dan pengacara belum merilisnya, media hanya mengetahui dari website pengadilan.”
“Biasanya kalau mengajukan gugatan, pengacaranya dilepas media, tidak demikian,” kata Benny.

Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/nasional/2023/01/24/ramai-gerakan-bawah-tanah-kompolnas-ipw-dan-kubu-brigadir-j-bicara-soal-power-ferdy-sambo