
Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Menurut data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 30 persen anak-anak yang terkena dampak gempa Sianjur adalah anak-anak (di bawah lima tahun).
Selain itu, pemerintah kini berupaya mendorong distribusi bahan makanan segar yang sangat penting bagi anak-anak kecil, serta mencegah gangguan kesehatan akibat konsumsi fast food secara terus menerus pada anak-anak, salah satunya gizi buruk.
Selain itu, kegiatan dukungan psikologis bagi anak penting dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan pascabencana, sehingga kegiatan dan lingkungan ramah anak sangat dibutuhkan.
Baca juga: Warga korban gempa Sianjur merayakan Natal di tenda-tenda depan gereja
Sehubungan dengan itu, Sun Life mendistribusikan sekitar 75.000 dolar Kanada atau 825 juta rubel, untuk memenuhi kebutuhan pangan anak-anak di lima desa yang terkena dampak gempa di Siangjur, Jawa Barat.
Dana tersebut disalurkan melalui program Infant and Child Feeding (IICF), berupa penyediaan dan pengolahan bahan makanan segar, penyediaan alat ukur antropometri untuk memantau status gizi anak, dan pembangunan hunian darurat ramah anak. Sekolah di Desa Sibulakan, Desa Sijedil, Desa Sukamanah, Mangunkarta dan Desa Limbangan Sari di Sianjur.
“Mengingat banyaknya anak-anak yang terkena dampak gempa di Siangjur, melindungi masa depan anak-anak tersebut menjadi prioritas kami, terutama bagi anak-anak di bidang kesehatan dan pendidikan. Kami menyadari bahwa pemerintah telah melakukan segala upaya untuk mengelola dan mempercepat pemulihan pascabencana ,” kata Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia Shirley Gee dalam siaran persnya, Senin, 26 Desember 2022.
Shier menambahkan, pihaknya telah membantu memanfaatkan bantuan yang disalurkan dengan lebih baik dengan menyelaraskannya dengan anjuran dan kebutuhan pemerintah.
Penyiapan bahan makanan segar dengan alat ukur antropometri yang akan disalurkan melalui Sun Life melalui Wahana VC Indonesia diharapkan dapat meningkatkan suplai gizi lebih dari 700 anak dan memantau lebih dari 2300 anak di lokasi pengungsian dengan bantuan 60 kader. Situs.
Sebanyak 6 sekolah darurat Sun Life, yang mengikuti standar pemerintah dan merupakan sekolah ramah anak, diharapkan dapat memfasilitasi pendidikan sementara untuk 1.600 anak dalam beberapa bulan ke depan atau didirikan di sekitar lokasi pengungsian hingga sekolah permanen tersedia. Seperti pada tugas sebelumnya.
“Kejadian yang tidak terduga seperti bencana alam dapat terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap pemangku kepentingan untuk saling membantu dan berperan dalam proses pengelolaan,” ujarnya.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/regional/2022/12/26/balita-turut-jadi-korban-gempa-cianjur-sun-life-alokasikan-rp815-juta-untuk-gizi-dan-pendidikan