Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Indonesia membutuhkan basis data yang kuat yang mencakup seluruh populasi tanpa meninggalkan siapa pun.
Basis data yang terintegrasi dan diperbarui diperlukan untuk perencanaan dan penganggaran berbasis bukti di pusat dan hingga ke tingkat desa.
Sesuai dengan perintah Presiden Republik Indonesia tahun 2023, kebutuhan informasi untuk meningkatkan sistem perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan ekstrim akan dilaksanakan melalui Pendaftaran Sosial Ekonomi (Regsosek). 16 Agustus 2022 RAPBN tahun anggaran.
Baca juga: Resocec, satu data Indonesia untuk keselamatan publik
Perjalanan panjang Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan negara adalah implementasi dari Registrasi Sosial Ekonomi (REGSEC) itu sendiri. RESSOCEC merupakan salah satu pilar utama reformasi sistem perlindungan sosial agar lebih komprehensif, inklusif dan adaptif terhadap berbagai guncangan ekonomi, kesehatan, sosial dan alam.
“Pengumpulan data Regsosek sangat penting untuk menciptakan informasi yang terintegrasi, sehingga pembangunan dapat terwujud di negara bagian Bali,” ujar I Wayan Wiashtana, Kepala Bapeda Provinsi Bali, pada acara Regsosek Talk (R-Talk) di Denpasar, Kamis, 17 November 2022. Tema “Memberdayakan Informasi”.
Maliki, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bapenas, mengatakan atas nama Menteri PPN/Bapenas RI, kajian sosial menjadi prioritas pemerintah. “Pendataan BPS merupakan awal dari salah satu penerapan data Indonesia, banyak kearifan lokal dari Bali yang menginspirasi,” ujarnya.
Baca juga: BPS: Proses penelitian dan pendataan sangat rumit, kami lakukan dari rumah ke rumah
Konsep sharing session Reosek Talk (R-Talk) menawarkan konsep diskusi yang menarik, karena narasumber menghadirkan pengalaman dalam bentuk monolog untuk membawa perubahan.
Ni Putu Oka Mia Krishna Pratiwi, aktivis lingkungan dari Griya Luhu mengatakan, jumlah sampah yang terus meningkat membuat Griya Luhu membangun social ecopreneur bersama ibu-ibu PKK. Sekitar 450 wanita ditetapkan untuk menjadi pahlawan super di komunitas mereka. “Data itu akan membantu kami menentukan kelompok sasaran,” katanya.
Aa Gedei Agung Wetama Kekeren mengatakan bahwa informasi yang lengkap diperlukan untuk membantu masyarakat dengan intervensi yang tepat dan perlu mendorong inovasi berbasis digital.
Salah satu strategi yang saat ini dijalankan pemerintah melalui RAGSOC adalah membuat perencanaan dan penganggaran menjadi lebih efektif dan efisien dengan membuatnya berdasarkan bukti.
Pelaksanaan pendataan Regsosek diharapkan dapat memberikan layanan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas. Ketersediaan informasi terpilah untuk grup ini sangat penting untuk menyediakan layanan yang diperlukan.
“Regsosek bisa membantu saya dan rekan-rekan difabel lainnya untuk berkarya dan lebih berdaya,” ujar Kadek Wiwindari, seniman difabel yang sedang berbicara.
Sivitas akademika 1 berpendapat bahwa perkembangan budaya akan lebih baik bila ada informasi tentang potensi masing-masing kelompok penduduk.
Profil seluruh masyarakat Indonesia, termasuk identifikasi kelompok rentan seperti demografi, tingkat dukungan dan kondisi sosial ekonomi, Resocek merupakan bagian dari Satu Data Indonesia (SDI). Dengan mengintegrasikan skema SDI, RegSec memenuhi kebutuhan akan data yang akurat, tepat waktu, terintegrasi, mudah diakses, transparan, dan akuntabel untuk berbagi data multi-sektor.
Dipercaya bahwa dengan menggunakan data publik yang umum dan komprehensif, RESOCEC akan memberikan peringkat kesejahteraan setiap penduduk dan meningkatkan ketepatan sasaran program pemerintah, program bantuan sosial, pemberdayaan ekonomi, tetapi juga program untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/nasional/2022/11/19/penyiapan-data-sosial-ekonomi-penting-untuk-dukung-pemberdayaan-masyarakat