Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Peningkatan gagal ginjal akut yang terus terjadi pada anak di Indonesia sangat memprihatinkan.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Perindo Mahyuddin mengatakan meski perlu digolongkan sebagai kejadian langka (KLB), pemerintah harus lebih memperhatikan pencegahan penyebaran penyakit tersebut.
“Pemerintah harus lebih memperhatikan pencegahan dan pengendalian gagal ginjal akut dalam kasus ini Kementerian Kesehatan. Meski memenuhi kriteria, kasus ini harus berkembang menjadi kejadian langka (KLB),” katanya. Sabtu (22/10) dalam keterangannya kepada media/2022)
Apalagi, menurut dia, gagal ginjal akut ini telah menewaskan ratusan anak, dan lebih dari 50 persen di antaranya meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit di wilayah tersebut.
Politisi Golkar itu mengatakan, “Tingginya angka kematian akibat penyakit yang kebanyakan menyerang anak-anak ini harus diperhatikan. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban lagi.”
Di saat keresahan masyarakat menyusul terjadinya masalah ginjal misterius ini, Mahyuddin meminta pemerintah memberikan penjelasan aktif dan komunikasi sosial yang luas kepada masyarakat terkait obat sirup yang disebut-sebut sebagai penyebabnya.
“Pemerintah harus mendistribusikan secara luas dan menghapus dari pasar jenis obat sirup yang dianggap sebagai penyebab penyakit ginjal akut pada anak-anak,” katanya.
Baca juga: Maraknya kasus gagal ginjal akut, Bu: jika memenuhi kriteria, segera persiapkan sebagai epidemi
Menurutnya, penghentian obat sirup pada anak juga harus diikuti dengan sosialisasi menggunakan bentuk pengobatan alternatif lainnya. Mengingat masyarakat, ia telah lama menggunakan obat-obatan jenis sirup untuk mengobati anak di bawah lima tahun.
Beliau menutup sambutannya dengan mengatakan, “Larangan obat sirup yang mengandung ethylene glycol (EG) dan memberikan obat jenis lain dan masyarakat yang memiliki anak di bawah lima tahun tidak khawatir ketika anaknya sakit.”
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/nasional/2022/10/22/kasus-gagal-ginjal-akut-pada-anak-makin-meningkat-perindo-minta-pemerintah-tangani-lebih-serius