Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Federal Reserve telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 3,25 persen.
Lantas apa dampak kenaikan suku bunga The Fed terhadap perekonomian Indonesia?
Ekonom Senior Bank DBS Indonesia Radhika Rao menilai kebijakan The Fed akan berdampak pada negara berkembang, termasuk Indonesia.
Meski demikian, Radika menilai perekonomian Indonesia telah pulih pascapandemi, sehingga dampak kenaikan suku bunga The Fed tidak akan terlalu besar.
Baca juga: Kenaikan Suku Bunga Fed Melemahkan Rupee ke 15.035 per dolar AS
“Apa yang terjadi di AS akan mempengaruhi negara. Dari perspektif global, kita akan melihat ekonomi Indonesia mulai pulih. Mobilitas, misalnya, orang mulai pergi ke kantor, ke sekolah, dan pariwisata yang semarak akan mendorong optimisme,” kata Radhika di kantor Bank BDS, dikutip Kompas, Kamis (22/9/2022).
Menurut dia, indeks kepercayaan konsumen di Indonesia juga sudah mulai meningkat sehingga menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi.
Sementara negara berkembang menghadapi masalah rantai pasokan, Indonesia justru diuntungkan dari sektor komoditas. Pada saat yang sama, sektor manufaktur mulai tumbuh.
Data perdagangan Agustus memperkuat penelitian Grup DBS 2022 akan menandai tahun kedua berturut-turut surplus transaksi berjalan. Ini menjadi pertanda baik bagi stabilitas eksternal dan prospek mata uang,” kata Radhika.
Di tahun Memasuki tahun 2023, penurunan harga komoditas dan peningkatan impor diperkirakan akan memperlebar defisit transaksi berjalan yang sempit seiring dengan pulihnya permintaan domestik.
“Pasar obligasi mulai menunjukkan arus keluar, dan saham-saham yang terlihat cukup menarik investor. Investasi asing meningkat, yang diharapkan dapat mengendalikan neraca pembayaran secara keseluruhan,” katanya.
Secara global, beberapa sentimen lain seperti kebijakan net zero Covid-19 di China juga turut mempengaruhi pasar Asia. China telah memberlakukan beberapa penguncian di banyak daerah, memperlambat pertumbuhan ekonomi negara Tirai Bambu.
“Perlambatan pertumbuhan ekonomi China, masalah geopolitik Rusia dan Ukraina juga harus menjadi perhatian karena akan menyebabkan masalah pasokan,” katanya.
Baca juga: Mengikuti jejak The Fed, Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga menjadi 4,25 persen.
Sementara itu, Head of Treasury and Markets Bank DBS Ronnie Setiawan mengatakan The Fed berpotensi menaikkan suku bunga hingga 4,5 persen hingga akhir tahun.
Di pasar internasional, indeks S&P 500 semuanya turun kecuali sektor energi, katanya.
“IHSG kami fokus pada komoditas dan perbankan. Jadi, dari apa yang kami lihat sejauh ini, IHSG kami positif, dan tidak ada dampak dari kenaikan suku bunga The Fed. Perekonomian kita tidak buruk, ya, orang masih untung selama PDB positif. (Kiki Safitri/Kompas.com)
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/09/22/the-fed-naikkan-suku-bunga-75-basis-poin-bagaimana-dampaknya-ke-ekonomi-indonesia