
Dunia-Ilmu.com, JAKARTA – Mamit Sethiwan, Direktur Eksekutif Energy Watch, mengatakan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi tidak bisa dihindari.
Meski demikian, Mami menilai ada sisi positif dari kenaikan harga BBM tahun ini.
“Bisa dibilang pilihannya sulit dan tentu tidak populer, suka atau tidak suka, kenapa, karena ini langkah yang tepat,” katanya dalam forum kenaikan harga BBM dan relokasi subsidi yang ditargetkan, Kamis. (29). /9/2022).
Baca juga: Penyaluran BLT BBM sudah mencapai lebih dari 96 persen, BPKP dipastikan melakukan pemantauan dan pengendalian
Gelar Sarjana Perminyakan baru dari Universitas Trisakti ini tidak bisa memprediksi apakah harga minyak akan naik tahun depan.
Di tahun Seberapa besar dampak penolakan masyarakat pada tahun politik menjelang pemilihan umum tahun 2024?
“Kalau baru dilakukan tahun depan, pasti akan lebih sulit karena sudah memasuki tahun politik, dan semua orang membicarakan bagaimana mereka akan meningkatkan pemilihan mereka.”
Menurut dia, kenaikan harga minyak dunia juga tidak bisa dihindari, sehingga perlu diambil langkah-langkah strategis agar anggaran pemerintah tetap sehat.
Mamit mengatakan alokasi subsidi energi sudah mencapai 502 triliun dan berpotensi 200 triliun lebih jika terus dilanjutkan.
“Laporan yang saya terima dari Kementerian Keuangan bahkan beban Rp502 triliun masih ada, tetapi pemerintah hanya mengurangi kapasitas untuk menambah,” katanya.
Mamit menambahkan, sebaiknya dana APBN digunakan untuk tujuan produktif dan peningkatan tenaga kerja.
Baca juga: Perpres 191/2014 dianggap perlu diubah agar BBM bersubsidi tepat sasaran.
Sumber artikel =https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/09/30/energy-watch-kenaikan-harga-bbm-sebelum-tahun-politik-adalah-momentum-tepat